Ditulis oleh Gusti Orrin Prayudi Wardhana
Menjelang serangan AS terhadap Irak, banyak tokoh menyerukan agar tidak mengirimkan laskar karena peperangan tersebut – jika terjadi – adalah peperangan dengan menggunakan senjata berat. Seolah-olah para tokoh ini ingin menggambarkan kekuatan materi – dalam hal ini persenjataan – adalah segala-galanya dalam perang. Lanjutkan membaca “MEMBANGUN KEKUATAN DALAM PERJUANGAN”
Ditulis oleh Gusti Orrin Prayudi Wardhana
Dulu, tatkala risalah Islam diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW di kota Makkah, Islam belumlah memiliki pengaruh apa-apa dalam percaturan politik internasional. Peta wilayah dan kekuatan di zaman itu berada di bawah pengaruh dan kekuasaan dua negara adidaya, yaitu Persia (di sebelah timur) dan Romawi (di sebelah barat). Lanjutkan membaca “DI AMBANG KERUNTUHAN KAPITALISME”
Ditulis oleh Gusti Orrin Prayudi Wardhana
Ditulis sebagai tanggapan atas polemik jilbab di sebuah perguruan tinggi
Kegairahan kaum muslimin untuk senantiasa terikat dengan hukum-hukum Islam semakin tak terbendung. Dari masalah-masalah individu sampai persoalan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini dipicu oleh pertama, masalah imani. Secara imani, sistem Islam adalah sistem terbaik produk Ilahi yang akan menghantarkan manusia kepada kemaslahatan dan rahmat. Tidak saja bagi umat Islam tapi juga bagi komunitas manusia seluruhnya. Lanjutkan membaca “JILBAB DALAM PERDEBATAN”
Ditulis oleh Gusti Orrin Prayudi Wardhana
Tulisan yang pernah dimuat di Radar Banjarmasin (tanggalnya lupa)
Inul memang fenomena. Berawal dari ‘penyanyi keliling’ yang mentas di daerah, karirnya melejit sedemikian cepat. Penyanyi asal Pasuruan bernama asli Ainul Rokhimah ini telah berhasil menggemparkan nusantara yang tengah disibukkan carut-marutnya politik, ekonomi, hukum, dan krisis di bidang lainnya. Bahkan, gaung Inul terus menggema dan merambah mancanegara. Tak kurang majalah Times menguntit Inul dalam show-shownya. Lanjutkan membaca “GOYANG INUL & BELENGGU KAPITALISME”
Hutan, gunung, sawah, lautan
Simpanan kekayaan
Bisa jadi cuplikan bait syair yang telah akrab di telinga anak-anak TK tempo doeloe ini, 20 atau 30 tahun ke depan hanya menjadi sebuah legenda tentang kekayaan alam yang telah habis dikuras oleh kerakusan manusia yang berlindung di balik kedok pembangunan. Negeri kaya yang bernama Indonesia ini tengah menghadapi kenyataan sebagai negara miskin walaupun pada hakikatnya Indonesia adalah kaya. Ibarat kata pepatah : ayam mati kelaparan di tengah lumbung. Ironis ! Lanjutkan membaca “BAHAYA PRIVATISASI DALAM PENGELOLAAN SDA”
NGOPI MANDARIN 