TEKNOLOGI BENDUNGAN PENCEGAH BANJIR

Banjir masih menjadi momok bagi masyarakat. Baru-baru ini pun banjir menggenangi sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan setelah hujan deras mengguyur sejak Sabtu (9/1) malam hingga Ahad (10/1) dini hari. Menurut Abriansyah Alam Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kalsel, hingga saat ini (10/1) ada tiga kabupaten dan kota yang terdampak banjir, yaitu Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Tanah Laut (https://www.antaranews.com/berita/1937560/banjir-terjadi-di-sejumlah-wilayah-di-kalsel). Banjir juga menggenangi rumah warga yang dihuni sekitar 255 KK di Kelurahan Raya Belanti Kabupaten Tapin (https://www.antaranews.com/berita/1941984/ratusan-rumah-warga-binuang-terendam-banjir).

Dulu di masa keemasannya wilayah Islam sangatlah luas. Tentu hal itu membawa keniscayaan bersentuhannya dengan aneka macam bencana. Ada wilayah yang rawan kekeringan, ada yang sering tersapu badai, ada yang selalu digoyang gempa, dan lain-lain. Tentu ada pula yang menjadi langganan banjir. Wilayah sungai Nil di Mesir atau sungat Eufrat – Tigris di Irak merupakan wilayah yang sangat rawan banjir.

Setelah bertahun-tahun melakukan pengukuran, al Farghani berhasil memberikan prediksi banjir sungai Nil baik jangka pendek maupun jangka panjang. Inilah early warning system buah karya al Farghani

SABUN : BUKTI KESADARAN HIGIENIS DALAM PERADABAN ISLAM

Pandemi COVID-19 memaksa manusia untuk mengingat dan mengamalkan kembali perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Dalam rangka mengurangi paparan dan transmisi infeksi COVID-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan panduan bagi masyarakat untuk menjaga personal hygiene atau kebersihan diri. Lembaga PBB yang bermarkas di Jenewa, Swiss itu, mengimbau masyarakat untuk (salah satunya) memperhatikan kebersihan tangan.

Sementara peradaban Barat baru menguasai pembuatan sabun pada abad ke-18 M. Penemuan sabun yang tergolong modern memang baru diciptakan pada masa kejayaan Islam.